Fenomena STNK lama masih saja menghinggapi pabrikan asal India, apalagi kalau bukan BAJAJ namanya. Konsumen terpaksa harus menunggu 3 bulan (maks) agar STNK motornya bisa keluar. Ah, serius? Serius, ini bukan isapan jempol, tapi ini fakta yang bersumber dari info dari salah seorang teman. Ketika ia akan memboyong Blue Pulsar 220 DTS-i, sang sales langsung bilang, “Mas, STNK-nya bisa sampai 3 bulan.” Berhubung temen ini sudah ngebet, dia ganti bilang, “No problemo, Madam.”
Month: Agustus 2011
Kalau Gak Siap Mental, Jangan Beli Pulsar
Dunia tulis menulis di blog saat ini sedang gempar masalah STNK, Jaket, dan Helm dari salah satu pabrikan. Yap, pabrikan mana lagi kalau bukan BAJAJ. Kenapa gampar? Karna ada salah seorang konsumen yang menulis soal ketiga hal yang tadi disebutkan. Pertama, lamanya STNK (dijanjikan 3 mingguan, tapi sampai lebih dari 5 minggu belom kelar) dan kedua helm dan jaket yang tidak disertakan ketika unit dikirim.
Parkir Legal Tidak Lebih Baik dari Parkir Ilegal
Awal kisah Jumat kemarin (29 Juli 2011). Kebetulan kantor ada acara Family Gathering ke Taman Safari Indonesia. Sebenernya bisa ajak keluarga, tapi karna si kecil masih kecil (2 minggu), maka akhirnya berangkat sendiri. Awalnya gak mau berangkat, tapi kalo gak berangkat musti kerja, mending berangkat aja, dan istri juga ngijinin.
Baca lebih lanjut
Part 6: Cirebon – Jakarta (Tamat)
Yes, bangun kesiangan. Rencana hari ini mau berangkat pagi-pagi dari Cirebon, tapi ternyata kesiangan. Yasudah, sebelum brangcut ke Jakarta, ada menu spesial sebagai penutup sarapan, salad buah buatan Ibu Agus a.k.a. mbak Nia, mantab rasanya.
Part 5: Solo – Cirebon
Rencana awal pulang jam 2 siang, ini jadi molor gara-gara “penculikan” berencana. Akhirnya jam 6 sore, selepas maghrib, gw sama Wenk memacu Pulsar kita masing-masing ke arah Salatiga – Semarang dan akan berheti di Cirebon. Dan di kota terakhir disebut itulah kita akan menginap dan bergabung dengan rombongan ababil (Iman dan Yoyon + Diana).
Part 4: Penculikan yang Sangat “Cantik”
Lumayan nyeyak tidur malam itu. Yup, pagi ini planning mau sarapan sop di Bu UGI (WTF, sarapan sop? Itu makan siang namanya). Om Bondan yang katanya gak biasa bangun pagi kali ini harus bangun pagi buat menemani kita-kita.
Jam 8.30 meluncur dari rumah Damar menuju bengkel temen-temen COPS. Ternyata om Bondan dah nongol sambil pegang-pegang perut, laper katanya.
Oke, brangkat menuju Bu UGI. Akhirnya sampai lah kita ditempat tujuan, langsung aku mesen sop iga yang katanya maknyus. Ternyata bener, gw sampe nambah nasinya, hehehehe. Nah, drama penculikan pun dimulai, om Bondan mulai ngompori buat ke warungnya sapa gitu di daerah Tawangmangu, tempat mereka biasan nongkrong kalo lagi “mereng-mereng”.
Part 3: Jogja – Solo
Sebenarnya ini adalah RR yang harusnya sudah lama diselesaikan, cuma…, karna waktu, ditambah cerita gak menarik, dan waktu yang sempet terpotong karna kerjaan akhirnya baru selesai sekarang.
Yup, setelah bangun tidur, mandi, dan sholat Jumat di salah satu masjid di sekitar TRB-Londo, akhirnya gw, wenk, ghana, sama rial bersiap-siap ke Mototech buat dyno. Biasa, sebagai pemandu jalan ke Mototech adalah, mas April.